I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biologi
perikanan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan organisme air
(ikan) mulai dari ikan itu hadir ke alam sampai akhirnya mengalami kematian
baik secara alami atau oleh sebab lain. Pengetahuan mengenai biologi perikanan
ini meliputi kisah kehidupan (natural histori) ikan dan dinamika dalam populasi
ikan. (PULUNGAN, 2005).
Anak
ikan yang baru ditetaskan dinamakan dengan larva, tubuhnya belum terbentuk
dengan sempurna baik organ luar ataupun organ pada bagian dalam. Larva dibagi
atas dua yaitu pro larva dan post larva. Pro larva yaitu larva yang masih
memiliki kuning telur, sirip belum terbentuk secara sempurna dan belum memiliki
bukaan mulut, sedangkan post larva yaitu larva yang telah memiliki bukaan mulut
dan siripnya telah terbentuk secara sempurna. Lamanya masa inkubasi yang
terjadi pada telur yang telah dibuahi akan berfariasi pada setiap individu ikan
yang berbeda.
Setiap larva ikan yang baru saja ditetaskan
atau yang baru dikeluarkan dari cangkang telur akan memasuki suatu fase
kehidupan yaitu fase larva. Individu yang ada dalam fase larva akan mengalami
suatu masa yang paling kritis dalam kehidupannya. Karena pada fase ini individu
ikan mengalami masa peralihan dari bentuk primitif kebentuk definitive.
Kematian ikan di perairan umum selain mengalami kematian
secara alami kini kematian individu ikan itu sebagiab besar disebabkan oleh
adanya penangkapan terutama pada spseies ikan yang bernilai ekonomis tinggi,
pencemaran oleh adanya limbah industri, pertambangan, pertanian, pemangsaan
oleh predator, serangan hama dan penyakit dan pengaruh alam seperti oleh adanya
elnino dan gelombang tsunami. (Pulungan,
2005)
Aktifitas rumah
tangga yang limbahnya dibuang ke perairan umum juga bisa menyebabkan kematian
pada ikan. Limbah yang mengandung berbagai bahan kimia dari aktifitas rumah
tangga seperti mencuci yang menghasilkan limbah dari sabun ini bisa menyebabkan
kematian pada ikan jika keadaana ini berlangsung terus-menerus.
Menduga populasi penting artinya
dalam Biologi perikanan sebagai upaya mengelola sumber-sumber hasil perikanan
dimasa yang akan datang. metode pendugaan populasi dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu : (1) dengan cara langsung yaitu dapat dilakukan pada suatu kolam
yang luasnya terbatas. Sehingga kolam tersebut dapat dikeringkan dan
ikan-ikannya ditangkap dan dihitung. (2) dengan cara tidak langsung yaitu
dengan memperhatikan pengurangan “ Catch per Unit effort “. Dalam perhitungan
sering menggunakan metode regresi dari De Lury juga Laslie dan Davis. Dapat
juga menggunakan metode penandaan
(marking dan Tagging). (Pulungan, 2005)
Beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan dalam percobaan pemberian tanda pada ikan adalah tujuan
percobaan pemberian tanda, lamanya percobaan, cara-cara mengembalikan ikan
bertanda, macam-macam dan jumlah ikan yang terlihat dan tenaga yang tersedia.
Metoda dalam penghitungan pendugaan populasi ada tiga yaitu metoda Petersen
(sensus tunggal),metoda Zoe schanabel (sensus ganda) dan metoda Schumecher dan
Eschmeyer.
Untuk mempelajari sebagai unit studi terlebih
dahulu harus mengetahui parameternya.Pada metode penandaan kegunaannya antara
lain adalah untuk mengetahui parameter populasi yang terdiri dari densitas,
mortalitas, recruitment dan laju ekploitasi, kecapatan dan arah ruaya,
penentuan umur dan pertumbuhan, tingkah laku, dan daerah penyebarannya.(Pulungan, 2005)
1.2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum larva ikan ini dalah untuk
mengetahui larva suatu individu ikan yang akan diamati baik berupa pro larva
ataupun prost larva beserta cirri-ciri yang dimilikinya.
Sedangkan manfaat dari praktikum ini
adalah mahasiswa bisa membedakan tahap larva dan dapat mengamati kuning telur
yang dibawa oleh larva tersebut.
Tujuan dari
praktikum mortalitas ikan ini adalah untuk mengetahui tentang tingkat kematian
yang dialami oleh ikan diakibatkan oleh pengaruh limbah yang dihasilkan oleh
deterjen.
Sedangkan manfaat dari praktikum ini agar kita mengetahui
tentang gejala dari ikan yang telah terkena bahan pencemar dan seberapa lama
ikan akan mati setelah terkena bahan pencemar.
Tujuan dari
praktikum pendugaan populasi, agar kita mengetahui jumlah populasi dari suatu
peairan.
Sedangkan
manfaat, kita bisa mengetahui berapa jenis ikan yang berada di suatu perairan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada larva mengalami masa peralihan antara fas
primitif dengan fase definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya
belum terbentuk secara sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik,
sedangkan fase definitive yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk
tubuh secara sempuran dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag
terdapat pada induknya.(PULUNGGAN dan RIDWAN, 2005)
Pada
masa pro larva, larva tersebut membawa kuning telur yang baerguna untuk
cadangan makanan bagi individu ikan diperairan. Cepat lambatnya kuning telur
tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu ikan ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning telur yang dibawa
telur itu sendiri, factor fisologis selama periode embriologi, kondisi
lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses itu sendiri. (PULUNGAN,
2005)
Larva
ikan yang baru ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja dengan
mengerakkan bagian ekornya ke kiri dan kekanan dengan banyak diselingi
istirahat karena tidak dapat mempertahankan posisi tegak. Sehingga dengan
banyaknya bergerak mempercepat habisnya kuning telur yang dimilikinya. (EFFENDIE,
2002).
Spesies yang bersifat selalu hidup
di lapisan permukaan perairan lebih mudah mengalami kematian dari speies ikan
yang hidup di dasar perairan. Speies ikan yang sudah umum dibididayakan
masyarakat dan suka bermain ke lapisan permukaan perairan adalah ikan Mas (Cyprinus
carpio), ikan Gurami (Ospronemus gouramy) dan ikan Nila (Oreochromis
niloticus) (Pulungan, 2005).
Klein (1962)
Mengemukakan bahwa pencemaran air dapat disebabkan oleh padatan maupun cairan,
pencemaran dalam bentuk cair ditentukan oleh bahan tersuspensi atau bahan
terlarut didalamnya seperti Peptisida, Randap, selanjutnya dikatakan pula
penyebab utama pencemaran air oleh limbah cair yang berasal dari limbah industri, pemukiman dan pertambangan.
Keberadaan suatu populasi dalam
perairan dapat diduga melalui metode pendugaan populasi yang terbagi dua yaitu
secara langsung yang dilakukan dengan pengeringan pada suatu kolam yang luarnya
terbatas dan dihitung satu per satu, selain itu dapat dilakukan dengan
pemotretan gerombolan ikan-ikan pelagis yang hidup di laut dan dapat mengetahui
kepadatannya. Secara tidak langsung,
dengan memperhatikan pengurangan “Catch per Unit Effort“. Dalam perhitungan
menggunakan metode regresi dari De Lury, Leslie dan Davis. Dan dapat juga
dengan metode penandaan (marking dan tagging). (Pulungan, 2001).
Selanjutnya dikatakannya bagian-bagian tubuh
ikan yang diberi tag adalah : a) Kepala yang meliputi tulang rahang, dan tutup
insang, b) Bagian tubuh yang meliputi bagian depan sirip punggung, bagian
belakang sirip punggung, sirip lemak (adipose fin) dan batang ekor.
Pulungan et al (2003), mengemukakan bahwa pemberian tanda secara
marking adalah dengan cara tidak menempelkan benda asing ke tubuh ikan akan
tetapi dengan cara melakukan pemotongan salah satu sirip perut atau sirip
lainnya, dengan syarat setelah sirip
dipotong maka tidak akan mengganggu aktivitas ikan sehingga memudahkan
untuk menangkapnya kembali, atau bisa juga dengan pemberian tato pada operculum
ikan serta dengan pemberian lubang pada operculum ikan.
Pemberian tanda pada ikan harus
mempertimbangkan beberapa hal separti tujuan dari diadakan percobaan pemberian
tanda, lamanya percobaan berlangsung, cara-cara mengembalikan ikan yang
bertanda, macam dan jumlah ikan yang terlihat dan tenaga yang tersedia. (Pulungan, 2005)
Pendugaan
populasi yang menggunakan tanda merupakan dasar untuk perhitungan julah ikan
yang tertangakap. Disini menggunakan metose Petersen atau metode sensus tunggal
dimana semua ikan yang tertangkap diberi tanda dan dilepaskan ke perairan.
Metode Schnabel atau metode sensus berganda dimana metodenya hampir sama dengan
metode Petersen hanya saja menggunakan semua data yang terakumulasi untuk satu
pendugaan. (Effendie, 2002).
III. BAHAN DAN
METODE PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari selasa, 23 Oktober 2012, pukul 08.30 WIB sampai dengan
selesai, yang bertempat di laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2.
Bahan dan Alat
3.3.
Metode Praktikum
3.4.
Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum yaitu letakkan larva yang ada dicawan petridis
kemudian amati dibawah microscope. Gambarkan bentuk pro larva atau post larva.
Catat perbedaan antara keduanya perhatikan ukuranya, dan organ-organ yang
dimilikinya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2
Pembahasan
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Larva adalah individu ikan yang baru
ditetaskan. Tubub yang belum terbentuk dengan sempurna baik organ luar
ataupun organ pada bagian dalam. Larva dibagi atas dua yaitu pro larva dan post
larva. Pro larva yaitu larva yang masih memiliki kuning telur, sirip belum
terbentuk secara sempurna dan belum memiliki bukaan mulut, sedangkan post larva
yaitu larva yang telah memiliki bukaan mulut dan siripnya telah terbentuk
secara sempurna.
Setiap larva ikan yang baru saja ditetaskan atau
yang baru dikeluarkan dari cangkang telur akan memasuki suatu fase kehidupan
yaitu fase larva. Individu yang ada dalam fase larva akan mengalami suatu masa
yang paling kritis dalam kehidupannya. Karena pada fase ini individu ikan
mengalami masa peralihan dari bentuk primitif kebentuk definitive.
kematian ikan bisa disebakan oleh bahan pencemar seperti
detergen. Bahan pencemar ini bisa merusak sel darah merah sehingga sel darah
merah dalam insang menjadi berkurang yang menyebabkab ikan menjadi kekurangan
oksigen. Selanjutnya bahan pencemar juga dapat merusak sistem saraf yang
menyebabkan kerja tubuh menjadi tidak stabil dan mempengaruhi pergerakan ikan.
Menduga populasi sangat penting
artinya dalam biologi perikanan sebagai upaya mengelolah sumber hasil perikanan
dimasa yang akan datang.
Metode populasi ini dapat dibedakan
dengan dua metode yaitu secara langsung yang dapat dilakukan pada suatu kolam
dengan luas yang terbatas kemudian dihitung satu-persatu. Sedangkan metode yang
kedua adalah secara tidak langsung yang dilakukan dengan penggurangan catch per
unit effort. Dalam perhitungan sering menggunakan metode regresi dari De Lury,
Laslie dan Davis. Dapat juga menggunakan metode penandan (marking dan tagging)
5.2 Saran